Apa itu Interest Coverage Ratio dan Bagaimana Cara Menggunakannya dalam Analisis Fundamental?

Analisis fundamental adalah metode yang digunakan untuk menilai kinerja, kesehatan, dan nilai perusahaan dengan menggunakan data keuangan, operasional, dan industri. Analisis fundamental bertujuan untuk menentukan apakah perusahaan layak untuk diinvestasikan atau tidak, serta untuk mengukur potensi pengembalian investasi, risiko, dan pertumbuhan perusahaan. Salah satu alat yang digunakan dalam analisis fundamental adalah rasio keuangan, yaitu perbandingan antara dua atau lebih elemen keuangan yang dapat menggambarkan kondisi, kinerja, atau kelayakan keuangan perusahaan. Salah satu rasio keuangan yang penting untuk dianalisis adalah Interest Coverage Ratio (ICR), atau rasio kelayakan bunga.

Kredit : Angga andrianus


Apa itu Interest Coverage Ratio (ICR)?

Interest Coverage Ratio (ICR) adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar bunga atas utang yang dimilikinya. ICR menunjukkan seberapa besar pendapatan operasional perusahaan dibandingkan dengan beban bunga yang harus dibayarkan. Pendapatan operasional adalah laba yang dihasilkan perusahaan dari kegiatan operasionalnya, sebelum dikurangi bunga dan pajak. Beban bunga adalah biaya yang harus dibayar perusahaan atas utang yang dimilikinya, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. ICR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

  • ICR = Pendapatan operasional / Beban bunga

Contoh: Sebuah perusahaan memiliki pendapatan operasional sebesar Rp 100 juta dan beban bunga sebesar Rp 20 juta. Berapa ICR perusahaan tersebut?

  • ICR = Pendapatan operasional / Beban bunga = Rp 100 juta / Rp 20 juta = 5

Dari contoh tersebut, dapat dilihat bahwa ICR perusahaan tersebut adalah 5, yang berarti bahwa pendapatan operasional perusahaan tersebut lima kali lebih besar dari beban bunga yang harus dibayarkan.

Apa Makna dan Manfaat ICR?

ICR memiliki makna dan manfaat yang penting bagi perusahaan, investor, kreditur, dan pihak lain yang berkepentingan dengan keuangan perusahaan. Berikut adalah beberapa makna dan manfaat ICR:

  • Menilai kesehatan keuangan jangka panjang perusahaan: ICR menunjukkan seberapa kuat perusahaan dalam menghasilkan pendapatan operasional yang dapat digunakan untuk membayar bunga atas utangnya. ICR yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kesehatan keuangan yang baik, karena mampu menghasilkan pendapatan operasional yang jauh lebih besar dari beban bunga yang harus dibayarkan. ICR yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kesehatan keuangan yang buruk, karena kesulitan menghasilkan pendapatan operasional yang cukup untuk membayar beban bunga yang harus dibayarkan. ICR yang rendah juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki risiko keuangan yang tinggi, karena berpotensi mengalami kesulitan likuiditas, gagal bayar, atau bangkrut jika tidak dapat membayar bunga atas utangnya.
  • Menilai kinerja operasional perusahaan: ICR menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam mengelola operasionalnya untuk menghasilkan laba. ICR yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja operasional yang baik, karena mampu menghasilkan pendapatan operasional yang tinggi dengan biaya operasional yang rendah. ICR yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja operasional yang buruk, karena tidak mampu menghasilkan pendapatan operasional yang tinggi dengan biaya operasional yang tinggi. ICR yang rendah juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki potensi pertumbuhan yang rendah, karena tidak mampu meningkatkan pendapatan operasionalnya secara signifikan.
  • Menilai kemampuan membayar utang perusahaan: ICR menunjukkan seberapa mudah perusahaan untuk membayar bunga atas utangnya. ICR yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan membayar utang yang baik, karena memiliki pendapatan operasional yang lebih dari cukup untuk membayar beban bunga yang harus dibayarkan. ICR yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan membayar utang yang buruk, karena memiliki pendapatan operasional yang kurang dari cukup untuk membayar beban bunga yang harus dibayarkan. ICR yang rendah juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap utang, karena harus mengambil utang baru untuk membayar bunga atas utang lama.
  • Menilai nilai investasi perusahaan: ICR menunjukkan seberapa menarik perusahaan sebagai objek investasi. ICR yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki nilai investasi yang tinggi, karena memiliki kesehatan keuangan, kinerja operasional, kemampuan membayar utang, dan potensi pertumbuhan yang baik. ICR yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki nilai investasi yang rendah, karena memiliki kesehatan keuangan, kinerja operasional, kemampuan membayar utang, dan potensi pertumbuhan yang buruk. ICR yang rendah juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki risiko investasi yang tinggi, karena berpotensi mengalami kerugian, penurunan nilai, atau kebangkrutan.

Bagaimana Cara Menggunakan ICR?

ICR dapat digunakan untuk melakukan analisis laporan keuangan, penilaian risiko, evaluasi kredit, dan evaluasi kinerja perusahaan. Berikut adalah beberapa cara menggunakan ICR:

  • Melakukan analisis laporan keuangan: ICR dapat digunakan untuk melakukan analisis laporan keuangan, yaitu proses menginterpretasikan data keuangan yang disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas perusahaan. ICR dapat digunakan untuk menganalisis kesehatan keuangan, kinerja operasional, kemampuan membayar utang, dan nilai investasi perusahaan. ICR dapat digunakan untuk melakukan analisis rasio keuangan, yaitu proses menghitung dan membandingkan rasio keuangan yang dapat menggambarkan kondisi, kinerja, atau kelayakan keuangan perusahaan. ICR dapat digunakan untuk melakukan analisis profitabilitas, yaitu proses mengukur seberapa besar perusahaan dapat menghasilkan laba dari pendapatan yang diperoleh. ICR dapat digunakan untuk melakukan analisis solvabilitas, yaitu proses mengukur seberapa besar perusahaan dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka panjangnya. ICR dapat digunakan untuk melakukan analisis pertumbuhan, yaitu proses mengukur seberapa besar perusahaan dapat meningkatkan pendapatan, laba, atau nilai perusahaannya.
  • Melakukan penilaian risiko: ICR dapat digunakan untuk melakukan penilaian risiko, yaitu proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko yang dapat mempengaruhi perusahaan, investor, kreditur, atau pihak lain yang berkepentingan dengan keuangan perusahaan. ICR dapat digunakan untuk menganalisis risiko keuangan, yaitu risiko yang timbul akibat perubahan kondisi keuangan, seperti tingkat bunga, nilai tukar, inflasi, atau deflasi. ICR dapat digunakan untuk menganalisis risiko operasional, yaitu risiko yang timbul akibat perubahan kinerja operasional, seperti penurunan pendapatan, kenaikan biaya, atau gangguan produksi. ICR dapat digunakan untuk menganalisis risiko kredit, yaitu risiko yang timbul akibat ketidakmampuan perusahaan untuk membayar bunga atau pokok utangnya. ICR dapat digunakan untuk menganalisis risiko investasi, yaitu risiko yang timbul akibat perubahan nilai investasi, seperti penurunan harga saham, penurunan dividen, atau kebangkrutan perusahaan.
  • Melakukan evaluasi kredit: ICR dapat digunakan untuk melakukan evaluasi kredit, yaitu proses menentukan kelayakan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman atau kredit dari lembaga keuangan, seperti bank, koperasi, atau perusahaan pembiayaan. ICR dapat digunakan untuk menganalisis kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan pokok utangnya secara tepat waktu dan penuh. ICR dapat digunakan untuk menentukan tingkat bunga, jangka waktu, jumlah, dan syarat pinjaman atau kredit yang sesuai dengan profil risiko perusahaan. ICR dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan dengan pembanding industri atau standar kredit yang ditetapkan oleh lembaga keuangan. ICR dapat digunakan untuk melakukan pemantauan keuangan dan evaluasi kinerja perusahaan selama masa pinjaman atau kredit berlangsung.
  • Melakukan evaluasi kinerja perusahaan: ICR dapat digunakan untuk melakukan evaluasi kinerja perusahaan, yaitu proses mengukur seberapa baik perusahaan mencapai tujuan, sasaran, dan strateginya. ICR dapat digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan, operasional, dan strategis perusahaan. ICR dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas, solvabilitas, pertumbuhan, dan nilai perusahaan. ICR dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan dengan pembanding industri, standar pasar, atau target yang ditetapkan oleh manajemen. ICR dapat digunakan untuk melakukan pemantauan keuangan dan evaluasi kinerja perusahaan secara berkala, serta mengambil tindakan perbaikan atau perubahan jika diperlukan.

Tips untuk Menggunakan ICR

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu pengguna untuk menggunakan ICR dengan lebih baik:

  • Memilih periode dan frekuensi yang sesuai untuk menghitung ICR: Pengguna harus memilih periode dan frekuensi yang sesuai untuk menghitung ICR, yaitu rentang waktu dan interval waktu yang digunakan untuk menghitung ICR. Pengguna harus menyesuaikan periode dan frekuensi ICR dengan tujuan, sasaran, dan kebutuhan analisis yang ingin dilakukan. Pengguna harus mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan ICR, seperti siklus bisnis, musiman, atau peristiwa luar biasa. Pengguna harus menggunakan periode dan frekuensi ICR yang konsisten dan komparabel, baik antara perusahaan, industri, atau pasar, maupun antara periode waktu yang berbeda.
  • Membandingkan ICR dengan pembanding yang relevan: Pengguna harus membandingkan ICR dengan pembanding yang relevan, yaitu nilai ICR yang dapat digunakan sebagai acuan, standar, atau tolak ukur untuk menilai kesehatan, kinerja, atau kelayakan keuangan perusahaan. Pengguna harus memilih pembanding yang relevan dengan perusahaan, industri, atau pasar yang dianalisis, serta dengan tujuan, sasaran, dan kebutuhan analisis yang ingin dilakukan. Pengguna harus menggunakan pembanding yang dapat memberikan informasi yang bermakna, akurat, dan objektif tentang perusahaan, industri, atau pasar yang dianalisis. Pengguna dapat menggunakan beberapa jenis pembanding, seperti pembanding industri, pembanding pasar, pembanding historis, pembanding target, atau pembanding kredit.
  • Menafsirkan dan menerapkan hasil ICR: Pengguna harus menafsirkan dan menerapkan hasil ICR, yaitu proses menginterpretasikan dan menggunakan nilai ICR yang telah dihitung dan dibandingkan untuk menilai kesehatan, kinerja, atau kelayakan keuangan perusahaan. Pengguna harus memahami makna dan implikasi dari nilai ICR yang diperoleh, baik secara absolut maupun relatif. Pengguna harus mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terkait dengan nilai ICR yang diperoleh. Pengguna harus mengambil kesimpulan, rekomendasi, atau tindakan yang sesuai dengan hasil ICR yang diperoleh.

Kesimpulan

Interest Coverage Ratio (ICR) adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar bunga atas utangnya. ICR menunjukkan seberapa besar pendapatan operasional perusahaan dibandingkan dengan beban bunga yang harus dibayarkan. ICR memiliki makna dan manfaat yang penting bagi perusahaan, investor, kreditur, dan pihak lain yang berkepentingan dengan keuangan perusahaan. ICR dapat digunakan untuk melakukan analisis laporan keuangan, penilaian risiko, evaluasi kredit, dan evaluasi kinerja perusahaan. ICR dapat dihitung, dibandingkan, ditafsirkan, dan diterapkan dengan menggunakan tips-tips yang telah disebutkan di atas.


Source :