Mengenal Pulau Kalimantan, Tradisi, Adat Budaya, Kebiasaan Dan Penghasilan Terbesar Dikalimantan

Petir Store

Pulau Kalimantan adalah salah satu pulau terluas di dunia yang terletak di wilayah Asia Tenggara. Pulau ini memiliki luas sekitar 743.330 km2 dan merupakan bagian dari negara Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Pulau Kalimantan terbagi menjadi lima provinsi di Indonesia, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

Pulau Kalimantan dikenal sebagai pulau yang kaya akan sumber daya alam, baik yang berasal dari sektor pertambangan, perkebunan, maupun kehutanan. Beberapa komoditas yang menjadi andalan pulau ini antara lain minyak bumi, batu bara, emas, timah, karet, kelapa sawit, dan kayu. Pulau Kalimantan juga memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, baik flora maupun fauna. Beberapa spesies endemik yang hanya bisa ditemukan di pulau ini antara lain orangutan, bekantan, beruang madu, dan burung enggang.

Pulau Kalimantan juga memiliki kebudayaan yang beragam dan khas, yang dipengaruhi oleh berbagai suku, agama, dan sejarah. Salah satu suku terbesar dan terkenal di pulau ini adalah suku Dayak, yang terdiri dari berbagai sub-suku seperti Dayak Ngaju, Dayak Kenyah, Dayak Iban, Dayak Maanyan, dan lain-lain. Suku Dayak memiliki tradisi dan adat istiadat yang unik dan menarik, seperti upacara tiwah, tato, kuping panjang, ngayau, dan lain-lain. Selain suku Dayak, pulau Kalimantan juga dihuni oleh suku-suku lain seperti suku Banjar, suku Kutai, suku Melayu, suku Tidung, dan suku Bugis.

Berikut adalah beberapa tradisi, adat budaya, kebiasaan, dan penghasilan terbesar di pulau Kalimantan yang patut diketahui:

  • Upacara tiwah adalah upacara pemakaman yang dilakukan oleh suku Dayak yang menganut agama Hindu Kaharingan. Upacara ini bertujuan untuk mengantarkan roh leluhur ke alam baka yang disebut Lewu Tatau. Dalam upacara ini, tulang-belulang jenazah akan dibakar dan abunya akan dimasukkan ke dalam peti kayu yang disebut sandung. Sandung kemudian akan diletakkan di tempat yang tinggi dan sakral, seperti pohon besar atau menara kayu yang disebut sapundu. Upacara tiwah biasanya membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama, sehingga sering dilakukan secara massal atau kolektif.

  • Tato adalah salah satu ciri khas dari suku Dayak, terutama suku Dayak Iban. Tato merupakan simbol dari identitas, status, kekuatan, dan kepercayaan seseorang. Tato juga bisa menjadi penanda dari kedewasaan, prestasi, atau pengalaman seseorang. Tato biasanya dibuat dengan menggunakan jarum bambu yang dicelupkan ke dalam tinta hitam yang terbuat dari jelaga dan getah pohon. Motif tato yang sering digunakan antara lain bunga terung, naga, burung enggang, dan ular.

  • Kuping panjang adalah tradisi yang dilakukan oleh beberapa sub-suku Dayak, seperti Dayak Kenyah, Dayak Kelabit, Dayak Punan, dan Dayak Penan. Tradisi ini merupakan bentuk dari standar kecantikan bagi perempuan suku Dayak. Dalam tradisi ini, telinga perempuan akan diberi anting-anting yang berat dan besar, yang disebut belaung. Belaung biasanya terbuat dari tembaga, besi, atau emas. Anting-anting ini akan membuat telinga perempuan menjadi panjang dan menggantung hingga ke dada. Telinga panjang dianggap sebagai simbol dari keanggunan, kelembutan, dan kesuburan.

  • Ngayau adalah tradisi berburu kepala musuh yang dilakukan oleh beberapa sub-suku Dayak, seperti Dayak Iban, Dayak Ngaju, dan Dayak Kenyah. Tradisi ini merupakan wujud dari semangat juang, keberanian, dan kehormatan suku Dayak. Dalam tradisi ini, para pejuang suku Dayak akan menyerang desa-desa musuh dan membawa pulang kepala-kepala yang berhasil mereka potong. Kepala-kepala tersebut kemudian akan disimpan di rumah panjang sebagai trofi dan sumber kekuatan magis. Tradisi ngayau sudah dilarang sejak zaman kolonial Belanda dan Jepang, namun masih ada beberapa desa yang tetap melakukannya secara rahasia.

  • Menginang adalah kebiasaan mengunyah sirih pinang yang dilakukan oleh masyarakat Kalimantan, terutama suku Banjar. Menginang merupakan salah satu cara untuk menjalin silaturahmi, mengobrol, atau bersantai. Bahan-bahan yang digunakan untuk menginang antara lain daun sirih, buah pinang, kapur, gambir, dan tembakau. Bahan-bahan tersebut akan dicampur dan dikunyah bersama-sama, sehingga menghasilkan warna merah pada gigi dan mulut. Menginang juga dipercaya memiliki manfaat kesehatan, seperti membersihkan gigi, menyegarkan napas, dan meningkatkan stamina.

  • Dahau adalah upacara adat yang dilakukan oleh suku Banjar untuk merayakan kelahiran anak pertama. Upacara ini bertujuan untuk mengucap syukur, memperkenalkan anak kepada masyarakat, dan memberikan nama kepada anak. Dalam upacara ini, anak akan diberi pakaian adat yang indah dan diarak keliling kampung dengan diiringi musik dan tarian. Anak juga akan diberi hadiah berupa emas, perak, atau uang oleh para tamu yang datang. Upacara dahau biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak.

  • Manetek kayu adalah tradisi adat yang dilakukan oleh suku Dayak Maanyan untuk membangun rumah panjang. Rumah panjang adalah tempat tinggal bersama yang dihuni oleh beberapa keluarga yang masih memiliki hubungan darah. Rumah panjang biasanya terbuat dari kayu dan bambu, dan memiliki panjang hingga ratusan meter. Dalam tradisi manetek kayu, seluruh anggota masyarakat akan bekerja sama untuk menebang, mengangkut, dan menyusun kayu-kayu yang akan digunakan untuk membuat rumah panjang. Tradisi ini merupakan bentuk dari solidaritas, gotong royong, dan kebersamaan suku Dayak.

  • Dayak Pakanan Batu adalah tradisi adat yang dilakukan oleh suku Dayak Pakanan yang tinggal di daerah pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan. Tradisi ini merupakan upacara penghormatan kepada nenek moyang yang hidup di zaman batu. Dalam tradisi ini, masyarakat akan mengenakan pakaian dan peralatan yang terbuat dari batu, seperti kapak, tombak, dan perisai. Mereka juga akan menirukan gaya hidup zaman batu, seperti berburu, berkebun, dan berperang. Tradisi ini dilakukan setiap lima tahun sekali, dan bertujuan untuk melestarikan warisan budaya suku Dayak Pakanan.

Tips:

  • Jika Anda ingin mengunjungi pulau Kalimantan, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu tentang tradisi dan adat istiadat masyarakat setempat, agar Anda bisa menghormati dan menghargai kebudayaan mereka.
  • Jika Anda ingin menyaksikan 
    • beberapa upacara adat yang dilakukan oleh suku Dayak, Anda bisa menghubungi pihak-pihak yang terkait, seperti tokoh adat, pemerintah desa, atau lembaga budaya, agar Anda bisa mendapatkan izin dan informasi yang akurat.
    • Jika Anda ingin mencoba kebiasaan menginang, Anda harus berhati-hati dengan efek samping yang mungkin timbul, seperti kanker mulut, gigi keropos, atau infeksi. Anda juga harus menjaga kebersihan mulut dan gigi Anda setelah menginang, dengan menyikat gigi atau berkumur.
    • Jika Anda ingin menikmati keindahan alam pulau Kalimantan, Anda bisa mengunjungi beberapa tempat wisata yang menarik, seperti Taman Nasional Tanjung Puting, Taman Nasional Betung Kerihun, Danau Sentarum, Sungai Mahakam, dan lain-lain. Anda juga bisa melihat langsung kehidupan satwa liar yang ada di pulau ini, seperti orangutan, bekantan, beruang madu, dan burung enggang.

    Kesimpulan:

    Pulau Kalimantan adalah pulau yang memiliki banyak potensi dan keunikan, baik dari segi alam, budaya, maupun ekonomi. Pulau ini merupakan salah satu warisan bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Dengan mengenal lebih dekat tentang pulau Kalimantan, kita bisa lebih menghargai dan mencintai tanah air kita.